Kamis, 23 Februari 2017

Adat Pernikahan Jawa

Adat pernikahan jawa berbeda dengan adat pernikahan dari daerah-daerah lain di negeri ini. Secara garis besar suku bangsa di negeri ini dapat kita bagi menjadi suku jawa, suku sumatera, suku Kalimantan, suku Sulawesi, suku irian dan suku nusa tenggara. Tetapi di dalam masing-masing suku ini pun ternyata masih terdiri dari berbagai macam suku. Seperti itu juga halnya dengan adat pernikahan jawa, di daerah jawa sendiri terdiri dari berbagai macam adat pernikahan, seperti adat pernikahan sunda, adat pernikahan betawi, adat pernikahan solo dan lain-lain. Pada saat sebuah pernikahan terjadi antara sepasang pengantin yang berasal dari daerah jawa maka pasti adat pernikahan jawa yang digunakan dalam perayaan pernikahan. Tetapi jika pasangan pengantin berasal dari daerah yang berbeda maka akan terjadi kompromi mengenai adat pernikahan yang akan digunakan. Tetapi juga tidak menutup kemungkinan bahwa perayaan akan pernikahan akan menggunakan adat pernikahan jawa. Dalam pernikahan jawa biasanya ada perhitungan jodoh dengan cara kuno, ini merupakan tradisi kuno yang dilakukan masyarakat jawa sejak zaman dahulu. Perhitungan ini berdasarkan hari lahir yang dikonversi ke angka, hari senin sampai sabtu memiliki angka masing-masing begitu juga hari jawa seperti pon, wage, dan yang lain. Tradisi pernikahan jawa ini menghitung jumlah dari hari lahir calon pengantin pria dan calon pengantin wanita kemudian di jumlahkan, setelah dijumlahkan maka hasilnya harus dibagi dengan angka tertentu, setelah di bagi dengan angka lainnya maka akan didapatkan sisa angka.  Maka hasil perhitungan pernikahan jawa yang di cari adalah angka yang tertentu yang selanjutnya di bagi angka dan akhirnya menyisakan angka yang lainnya. Angka-angka inilah yang akan menentukan perjodohan pasangan pengantin. Selain perhitungan perjodohan, adat pernikahan jawa juga memiliki tahapan yang cukup banyak. Berikut adalah garis besarnya: yang pertama adalah pertimbangan orang tua dalam menerima seorang calon menantu berdasarkan 3B, yitu bibit, bebet dan bobot. Setelah orang tua dari kedua belah pihak menyetujui calon menantunya maka proses dapat di lanjutkan dengan pinangan. Pada pernikahan jawa orang tua calon pengantin pria akan mendatangi kediaman calon pengantin wanita dan meminang calon pengantin tersebut kepada orang tua calon pengantin wanita. Setelah proses pinangan maka mulai dipersiapkan acara pernikahan, acara pernikahan jawa dilangsungkan di rumah calon mempelai wanita, oleh karena itu rumah calon pengantin wanita akan sangat sibuk. Selain itu juga ada upacara-upacara yang harus dilakukan sebelum pernikahan jawa ini berlangsung, diantaranya upacara siraman, upacara ngerik, upacara midodareni dan upacara peningsetan. Saat ini adat pernikahan jawa tersebut oleh sebagian orang jawa sendiri cenderung ditinggalkan karena terdapat unsur kemusyrikan. Disamping itu, sebagian orang jawa sudah mulai menyadari bahwa hal-hal tersebut pada dasarnya dahulu di gunakan sebagai sebuah 'sanepo' atau perlambang saja dalam adat pernikahan jawa.


EmoticonEmoticon